Selasa, 23 Desember 2008

MAKNA BASMALLAH DALAM TASAWUF(AMALAN SUFI)

Makna Amalan Sufi (Basmallah)

Makna Basmallah

Telah menjadi semacam keharusan pada setiap penulisan materi keagamaan untuk mengemukakan pembahasan kalimat Bismillâhirrahmânirrahîm (Basmallah) pada setiap Muqaddimah. Di sini makna Basmallah akan dibahas sebagai salah satu bagian pembahasan ilmu tasawuf.

Akan tetapi sebelum sampai kepada pembahasan kata demi kata dari makna Basmallah, karena kitab ini menguraikan sekitar ilmu tasawuf, maka terlebih dahulu akan dijelaskan pengertian tasawuf secara singkat.

Ilmu Tasawuf adalah ilmu yang membahas secara karakteristik sifat dan sikap manusia baik yang terpuji maupun yang tercela. Di sini terkandung maksud agar manusia mampu membersihkan hati dan jiwanya sebagai tujuan utama pengamalan ilmu tasawuf dan pintu gerbang memasuki alam shufiyah. Dengan cara ini akan mudah bagi manusia menghiasi jiwanya dengan sifat-sifat yang mulia ber-taqarrub dan ber-musyahadah dengan Allah SWT.

Hukum mempelajari ilmu tasawuf, melihat peranannya bagi jiwa manusia, adalah wajib 'ain bagi setiap mukallaf. Sebab apabila mempelajari semua hal yang akan memperbaiki dan memperbagus lahiriyah menjadi wajib, maka demikian juga halnya mempelajari semua ilmu yang akan memperbaiki dan memperbagus batiniyah manusia.

Karena fungsi ilmu tasawuf adalah untuk mensucikan batin agar dalam ber-musyahadah kepada Allah semakin kuat, maka kedudukan ilmu tasawuf diantara ajaran Islam merupakan induk dari semua ilmu. Hubungan tasawuf dengan aspek batin manusia, adalah seperti hubungan Fiqh dengan aspek lahiriyah manusia. Para ulama penegak pilar-pilar yang menjadi sandaran ilmu tasawuf telah menciptakan istilah-istilah untuk memudahkan jalan bagi mereka yang ingin menapak ilmu tasawuf yang sesuai dengan kedudukannya sebagai pembersih dan pensuci hati dan jiwa.

Sampailah kita pada uraian tentang makna Basmallah. Sunnah Nabi Muhammad SAW memerintahkan agar setiap muslim sebelum memulai suatu perbuatan hendaklah didahului dengan mengucapkan kalimat Bismillâhirrahmânirrahîm. Sebab ucapan itu akan memberi keberkatan ketika bekerja dan mendapatkan rahmat Allah.

Ilmu tasawuf dengan rinci menguraikan makna Basmallah dari segi bahasa sebagai berikut:

Lafal bermakna (kemegahan Allah).
Lafal bermakna (keluhuran Allah).
Lafal bermakna (kemuliaan Allah).

Ulama tasawuf lainnya memberi makna:

Lafal bermakna (tangisan orang yang bertobat).

Lafal bermakna (lupanya orang-orang yang lalai).
Lafal bermakna (ampunan Allah bagi orang-orang berdosa).
Lafal bermakna (orang-orang yang suci).
Lafal bermakna (orang-orang yang menepati janji).
Lafal bermakna (orang-orang yang keras hati).

Dikatakan juga oleh para sufi bahwa Allah SWT menyimpan semua ilmu pada huruf Ba ( ) dalam ungkapan yang berbunyi BÎ KÂNA WA MÂ KÂNA ( ) BÎ YAKÛNU WA MÂ YAKÛNU ( ) artinya:

"Hanya dengan izin-Ku (Allah) jua segala sesuatu yang telah ada itu dapat terwujud, dan hanya dengan izin Allah sajalah semua yang akan ada dapat terwujud."

Sehingga dengan demikian lebih jelaslah, bahwa wujud alam dan seluruh isinya hanyalah karena izin Allah dan hakikat segala perwujudan ini adalah atas nama Allah belaka.

Syarat-syarat diterimanya doa seorang hamba diantaranya adalah makanan yang halal, perut dan anggota tubuh lainnya harus bebas dari makanan dan minuman yang haram.

Mengisi perut dengan makanan yang halal, yang kelak akan membentuk kebersihan seluruh jasad, mempercepat diterimanya doa dan permohonan kepada Allah SWT. Doa seperti dijelaskan, merupakan pembuka pintu langit, sedang kunci-kuncinya adalah makanan yang halal. Syarat lainnya adalah permohonan dengan hati yang ikhlas dan jiwa yang khusu'.

Allah berfirman: "Mohonlah kepada Allah dengan penuh keikhlasan....."

Allah SWT pernah berfirman kepada Nabi Musa AS: "Wahai Musa, jika engkau berkeinginan agar doamu terkabul, maka hindarilah makanan yang masuk ke dalam perutmu dari makanan yang haram dan jagalah anggota tubuhmu dari perbuatan dosa."

Lafal ar-Rahmân ( ) adalah rahmat Allah yang sangat banyak bagi semua makhluk. Sesuai dengan rahmat Allah itu, maka hendaklah manusia menaruh rasa belas kasih kepada sesama makhluk.

Ka'bul Akhbar mengatakan bahwa di dalam Kitab Injil tertera kalimat yang berbunyi: "Wahai anak Adam, karena Allah telah mengasihimu, maka kasihi pula sesamamu. Bagaimana kalian akan mengharapkan rahmat Allah, apabila kalian tidak menaruh rasa kasih kepada sesama hamba Allah?"

Lafal ar-Rahîm ( ) adalah rahmat yang banyak dan khusus serta terinci dari Allah kepada hamba-hamba-Nya jika ia memohon. Bahkan Allah akan murka kepada hamba yang tidak berdoa kepada-Nya.

Dalam suatu riwayat Nabi Muhammad SAW bersabda:

"Allah SWT sangat murka kepada orang yang enggan berdoa." (HR. Bukhari).

Dikatakan juga oleh seorang Sufi: Kami tidak melihat sesuatu kecuali kami melihat Allah berada padanya (di sisinya)."

Hikmah mengawali Basmallah dengan huruf Ba ( ) bukan huruf lain, lalu huruf alif ( ) ditiadakan pada lafal ismu ( ) diganti oleh huruf Ba ( ), sebab huruf Ba termasuk huruf syafawi yang memiliki sifat Infitah ( ) = terbuka. Diucapkan dengan bibir terbuka tidak sama dengan huruf-huruf lainnya.

Kaitannya ialah, karena huruf ba ( ) pertama-tama keluar dari mulut manusia di awal penciptaannya, seperti firman Allah ALASTU BIRABBIKUM ( ) artinya: "Bukankah Aku Tuhan kalian," kemudian dijawab dengan kalimat BALÂ ( ) artinya: "Benar Engkau Tuhan kami." Kalimat tersebut dimulai dengan huruf Ba.

Bismillâhirrahmânirrahîm huruf pertamanya adalah Ba ( ), terbaca kasrah ( ), karena di dalam ucapan itu terdapat sesuatu yamg rendah dan sulit, yang bermakna

"Aku menemukan bahwa kemuliaan yang sesungguhnya hanyalah pada Allah SWT."

Sebagaimana bunyi ungkapan:

"Saya bersama dengan orang-orang yang bersedih hati." Nabi SAW bersabda seperti bunyi ungkapan di atas: "Barangsiapa yang suka merendahkan dirinya karena Allah, maka Allah akan mengangkat derajatnya."

Huruf alif dalam kalimat Basmallah dihilangkan karena huruf alif ( ) dianggap mengandung makna kesombongan.

Pendapat yang masyur tentang lafal Allâh ( ), karena lafal Allâh ( ), termasuk Ismul zham,( ) yakni nama-nama Allah yang Agung. Dengan isim ini manusia menjadikannya sebagai perantara ketika berdoa agar doanya dikabulkan Allah.

Dijelaskan bahwa setiap doa dan permohonan harus dengan adab dan sejumlah syarat. Tanpa dipenuhinya syarat-syarat dan adab ini maka doa sulit dikabulkan. Rasulullah SAW bersabda :

"Pada suatu malam ketika aku dimi'rajkan ke langit, maka diperlihatkan kepadaku keadaan-keadaan surga. Ada surga yang terdapat empat sungai di dalamnya. Satu sungai mengalirkan air tawar, ada sungai yang mengalirkan air susu, ada yang mengalirkan arak, dan satu lagi mengalirkan madu. Aku bertanya kepada malaikat fibril, dimana sumber air itu dan ke arah mana mengalirnya. Jibril menjawab, "Sungai-sungai itu mengalir ke sebuah telaga yang bernama al-Kautsar. Akan tetapi saya tidak mengetahui di mana letak sumbernya. Mohonlah kepada Allah agar engkau diberitahu sumber keempat sungai itu." Aku pun memohon kepada Allah, sehingga datang sesosok malaikat. Sambil mengucapkan salam malaikat itu berkata:

"Wahai Muhammad pejamkan kedua matamu". Setelah itu malaikat tersebut menyuruhku membuka mata kembali. Di saat aku membuka mataku, aku telah berada di samping sebuah pohon, dan di situ aku melihat sebuah Kubah yang terbuat dari mutiara burung-burung yang sedang bertengger di atas bukit-bukit. Adapun sumber air sungai yang empat itu berada di bawah Kubah. Ketika aku akan kembali pulang, malaikat itu memanggil seraya berkata: "Mengapa engkau tidak masuk ke dalam Kubah itu?" Aku menjawab, "bagaimana aku bisa masuk sedangkan pintunya masih terkunci. Malaikatitu berkata: "Kuncinya adalah membaca Bismilâhirrahmânirrahîm." Akupun mendekati pintu itu seraya mengucapkan Bismillâhirrahmânirrahîm. Maka terbukalah pintu itu sehingga aku masuk ke dalamnya. Maka tahulah aku sumber empat sungai tersebut yang airnya mengalir berasal dari empat sudut Kubah itu."

Sungai yang mengalirkan air tawar berasal dari huruf MIM ( ) dari lafal BISMI ( ). Sumber air susu, berasal dari HA ( ) dari lafal Allah. Sumber arak, berasal dari huruf MIM ( ) dari lafal Rahman. Sedangkan sumber madu berasal dari huruf MIM ( ), lafal Rahim dengan demikian tahulah aku bahwa sumber empat sungai itu berasal dari lafal BASMALLAH."

Allah SWT berfirman dalam salah satu Hadits Qudsi:

"Barangsiapa mengingat Aku dengan menyebut nama-nama-Ku (termasuk Asmaul Husna), dengan hati yang ikhlas, tidak diperlihatkan kepada orang lain, dimulai dengan mengucapkan Bismillâhirrahmânirrahîm, maka ia kan menikmati minuman dari air sungai-sungai itu." Diterangkan pula dalam hadits lain: "Allah SWT tidak menolak doa yang diawali dengan Bismillâhirrahmânirrahîm."

RAHASIA ILMU HURUF

Ketika huruf hijaiyah terbagi menjadi 28 makhraj (pengucapan huruf) dan setiap makhraj merupakan manzilah dari manzilah-manzilah bulan yang jumlahnya juga 28, maka tersusunlah huruf-huruf itu ke dalam susunan Abjad. Dan huruf-huruf itu terbagi menjadi:

Pertama: Bertitik dan tidak bertitik, menggambarkan nathiq (bicara) dan shamit (diam).
Kedua: Mengandung empat unsur, yaitu:
Unsur api : alif, ha’ (ه), tha’, shad, mim, fa’, syin.
Unsur udara : ba’, wawu, ya’, nun, shat, ta’, dha’.
Unsur air : jim, za’, kaf, sin, qaf, tsa’, zha’.
Unsur tanah : ha’ (ح), lam, ‘ain, ra’, kha’, ghain.

Ketiga: Dari segi kesendirian dan tidaknya, terbagi menjadi: mufradah, matsani dan matsalis. Mufradah adalah huruf-huruf Muqaththa’ah (yang terdapat di awal surat Al-Qur’an) seperti huruf alif, kaf, dan lam. Matsani seperti dal, dzal, sampai fa’ dan qaf. Matsalis seperti ba’ sampai kha’ dalam susunan Abatatsa. Dari sisi nuqthah (titik): ada yang satu, dua, dan yang tiga.

Keempat: Malfuzhi, masruri, dan malbubi. Malfuzhi adalah huruf yang dalam pelafazhan atau pengucapannya tidak sama antara huruf pertama dan huruf terakhir, misalnya alif dan jim.Masruri adalah huruf yang dalam pengucapannya sama antara huruf pertama dan huruf terakhir, misalnya mim, nun, dan wawu. Malbubi adalah huruf yang pengucapannya terdiri dari dua huruf, misalnya ba, ta; huruf ini juga disebut huruf ‘illiyyah.

Kelima: Mufashshalah dan Muwashshalah. Mufashshalah adalah huruf yang hanya bisa disambung dengan huruf sebelumnya, yaitu alif, wawu, dzal, ra’, za’, dan dal. Muwashshalah adalah huruf yang bisa disambung dengan huruf sebelum dan sesudahnya.

Keenam: Huruf cahaya dan huruf kegelapan. Huruf cahaya adalah: shat, ra’, alif, tha’, ‘ain, lam, ya’, ha’, qaf, nun, mim, sin, kaf, ha’. Yang semuanya terhimpun dalam kalimat:

صِرَاطُ عَلِيٍّ حَقٌّ نُمْسِكُهُ

Jalan Ali benar kita pegang teguh

Dan selain huruf-huruf tersebut adalah huruf kegelapan. Coba kita perhatikan nama-nama semuanya didominasi oleh huruf-huruf cahaya kecuali “Al-Wadûd”.

Ketujuh: Huruf mudghamah (tersembunyi) dan muzhharah (nampak). Masing-masing berjumlah 14 sama dengan pembagian jumlah manzilah bulan. Yang nampak selalu berada di atas bumi, dan yang tersembunyi selalu berada di bawah bumi.
Huruf Mudghamah adalah huruf yang bila diawali (Al) bunyi Al-nya tidak nampak, misalnya Ra’ dan Dal. Huruf Muzhharah adalah huruf yang bila diawali (Al) bunyi Al-nya nampak, misalnya ba’, jim.

Hukum huruf-huruf tersebut memiliki rahasia yang menakjubkan. Misalnya, dalam susunan Abatatsa, “alif” merupakan huruf zat Yang Maha Suci, yakni Al-Awwalu wal Akhiru. Adapun khalifah huruf “alif” adalah “ya’” dan “wawu”, keduanya termasuk huruf layyinah dalam menjelaskan semua huruf, sebagaimana wujud Yang Maha Suci adalah sumber dari semua wujud, dan hal ini terkandung dalam doa, misalnya:

يا من كل شيئ قائم بك

Wahai Zat yang segala sesuatu terwujud karena keberadaan-Mu

Tak ubahnya kwalitas suara dan perbedaannya terjadi di udara karena ketergantungan gelombang pada sumber gelombang.

Karena itu kita tidak akan menemukan dua bentuk yang sama dalam semua wujud berdasarkan hukum penampakan Ahadiyah (hukum Alif dan ba’) dan penampakan nama “Man laysa kamitslihi syay-un ” (Dia yang tidak diserupai oleh segala sesuatu). Demikian juga kita tidak akan mendapatkan dua suara dalam wujud yang sama, sebagaimana hal ini digambarkan oleh Allah swt dalam firman-Nya:

وَ مِنْ ءَايَتِهِ خَلْقُ السمَاوَاتِ وَ الأَرْضِ وَ اخْتِلاََف أَلْسِنَتِكمْ وَ أَلْوَانِكمْ إِنَّ فى ذَلِك لاَيَاتٍ لِّلْعَلِمِينَ

“Di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah penciptaan langit dan bumi, dan perbedaan bahasa dan warna kulitmu, sesungguhnya dalam hal itu ada tanda-tanda kekuasaan Allah bagi semesta alam.” (Ar-Rum: 22).

Allah Maha Mendengar suara ini dan semua suara yang kwalitasnya telah terjadi dan akan terjadi di udara, dengan satu pendengaran yang sifatnya hudhuri dan isyraqi (pengenalan tingkat rasa).
(Disarikan dari kitab Syarah Doa Jawsyan Kabir, Sabzawari)

HURUF-HURUF DAN AYAT-AYAT POTONGAN SEPERTI ALIF LAAM MIIM DAN LAIN-LAIN

TAFSIR HURUF-HURUF DAN AYAT-AYAT POTONGAN SEPERTI ALIF LAAM MIIM DAN LAIN-LAIN
Disalin dari Kitab Al Masaa-il Jilid 5 Masalah ke 108 halaman 75 - 84, Terbitan Darus Sunnah, Karya Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat

SOAL: Apakah yang dimaksud dengan firman Allah seperti Alif Laam Miim dan lain-lain dari huruf-huruf potongan yang ada di awal beberapa surat di dalam Al Qur'an? Terangkanlah kepada kami sebuah tafsir yang shahih atau yang lebih tepat dengan ringkas dan mudah dipahami!

JAWAB: Firman Allah Jalla wa 'Alaa: Alif Laam Miim

Menjelaskan tentang kemu'jizatan dan beberapa kebesaran Al-Qur'an dan pembelaan Rabuul 'alamin terhadap Kitab-Nya yang mulia. Di mana makhluk (semuanya) tidak sanggup membuat yang seperti Al-Qur'an. Padahal Al-Qur'an tersusun dengan huruf-huruf potongan ini yang terdiri dari huruf Alif sampai Yaa' yang biasa mereka (orang-orang Arab) pakai untuk berbicara (sehari-harinya).
Ayat yang mulia ini tidak mempunyai arti yang dapat diterjemahkan seperti yang lainnya, karena ia hanyalah huruf-huruf abjad yang ada di dalam bahasa Arab, yang terkenal dengan nama huruf-huruf potongan, yang terdiri dari satu huruf sampai lima huruf. Karena memang demikianlah uslub (gaya) pembicaraan mereka, terdiri dari satu huruf, dua huruf, tiga huruf, empat huruf dan tidak lebih dari lima huruf (biasanya merupakan kata kerja/verb).
Inilah makna yang sangat dalam sekali dari huruf-huruf potongan di atas. Oleh karena itu setiap surat yang dimulai dengan huruf-huruf potongan ini pasti selalu menjelaskan tentang kemu'jizatan dan kebesaran Al-Qur'an. Inilah tafsir yang dipilih oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dan yang selain beliau sebagaimana telah ditegaskan oleh Al Hafizh Ibnu Katsir di dalam menafsirkan ayat di atas. Sekarang perhatikanlah 29 surat yang dimulai dengan huruf-huruf potongan ini yang menunjukkan keagungan dan kebesaran serta kemu'jizatan Al-Qur'anul Hakiim.

1. Alif laam miim

"Alif laam miin. Kitab (Al Quran) Ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa," [QS Al Baqarah: 1-2].

Di dalam ayat yang mulia ini Allah Jalla Jalaaluhu menegaskan dalam menegakkan hujjah (argumentasi) kepada manusia, bahwa Kitab-Nya yang mulia ini tidak ada satupun keraguan dari segala sisi, yang dapat meragukan atau menerima tuduhan dari salah satu jenis keraguan. Maka ketika Allah telah menafikan (meniadakan) secara mutlak dari Kitab-Nya yang mulia ini segala bentuk atau jenis keraguan dari segala sisi, meskipun sampai yang sekecil-kecilnya berdasarkan dalil-dalil naqliyyah dan aqliyyah, maka yang ada adalah lawan dari keraguan yaitu keyakinan. Semua yang ada di dalam Kitab ini adalah kesempurnaan dan ilmu yakin dari segala jenis dan jurusannya. Misalnya, tidak ada satupun keraguan – maka yang ada adalah ilmu yakin:

v bahwa Kitab yang mulia ini dari sisi Allah;

v bahwa seluruh isi dari Kitab yang mulia ini adalah haq (benar);

v akan kenabian dan kerasulan Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam;

Dan begitulah seterusnya yang menunjukkan bahwa Al-Qur'an semuanya adalah kesempurnaan dan keyakinan akan kebenarannya.
Tetapi tiga buah contoh di atas merupakan kesimpulan dari tiga dasar dari makna seluruh surat yang dimulai dengan huruf-huruf potongan, yaitu:

Pertama: Menjelaskan kepada manusia bahwa Al-Qur'an diturunkan oleh Allah Rabbul 'alamin.

Kedua: Menjelaskan kebenaran Al-Qur'an.

Ketiga: Menjelaskan kenabian dan kerasulan Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam.

2. Alif laam miim

"Alif laam miim. Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya. Dia menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepadamu dengan Sebenarnya; membenarkan Kitab yang Telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil, sebelum (Al Quran), menjadi petunjuk bagi manusia, dan dia menurunkan Al Furqaan. Sesungguhnya orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Allah akan memperoleh siksa yang berat; dan Allah Maha Perkasa lagi mempunyai balasan (siksa)," [QS Ali Imran: 1-4]

3. Alif laam miim shaad

"Alif laam miim shaad. Ini adalah sebuah Kitab yang diturunkan kepadamu, Maka janganlah ada kesempitan di dalam dadamu karenanya, supaya kamu memberi peringatan dengan Kitab itu (kepada orang kafir), dan menjadi pelajaran bagi orang-orang yang beriman," [QS Al A'raaf: 1-2]

4. Alif laam raa'

"Alif laam raa'. inilah ayat-ayat Al Quran yang mengandung hikmah," [QS Yunus: 1]

5. Alif laam raa'

"Alif laam raa'. (Inilah) suatu Kitab yang ayat-ayatNya disusun dengan rapi serta dijelaskan secara terperinci, yang diturunkan dari sisi (Allah) yang Maha Bijaksana lagi Maha tahu," [QS Hud: 1]

6. Alif laam raa'

"Alif laam raa'. Ini adalah ayat-ayat Kitab (Al Quran) yang nyata (dari Allah). Sesungguhnya kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya," [QS Yusuf: 1-2]

7. Alif laam raa'

"Alif laam miim raa'. Ini adalah ayat-ayat Al Kitab (Al Quran). dan Kitab yang diturunkan kepadamu daripada Tuhanmu itu adalah benar: akan tetapi kebanyakan manusia tidak beriman (kepadanya)," [QS Ar Ra'd: 1]

8. Alif laam raa'

"Alif laam raa'. (Ini adalah) Kitab yang kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji. Allah-lah yang memiliki segala apa yang di langit dan di bumi. dan kecelakaanlah bagi orang-orang kafir Karena siksaan yang sangat pedih," [QS Ibrahim: 1-2]

9. Alif laam raa'

"Alif laam raa'. (Surat) Ini adalah (sebagian dari) ayat-ayat Al-Kitab (yang sempurna), yaitu (ayat-ayat) Al Quran yang memberi penjelasan," [QS Al Hijr: 1]

10. Kaaf haa yaa' 'ain shaad

"Kaaf haa yaa 'ain shaad. (yang dibacakan Ini adalah) penjelasan tentang rahmat Tuhan kamu kepada hamba-Nya, Zakaria," [QS Maryam: 1-2]

11. Thaa haa

"Thaa haa. Kami tidak menurunkan Al Quran Ini kepadamu agar kamu menjadi susah, tetapi sebagai peringatan bagi orang yang takut (kepada Allah), yaitu diturunkan dari Allah yang menciptakan bumi dan langit yang Tinggi. (yaitu) Tuhan yang Maha Pemurah. yang bersemayam di atas 'Arsy," [QS Thaahaa: 1-5]

12. Thaa siin miim

"Thaa siin miim. Inilah ayat-ayat Al Quran yang menerangkan," [QS Asy Syu'araa': 1-2]

13. Thaa siin

"Thaa siin. (Surat) Ini adalah ayat-ayat Al Quran, dan (ayat-ayat) Kitab yang menjelaskan, untuk menjadi petunjuk dan berita gembira untuk orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang mendirikan sembahyang dan menunaikan zakat dan mereka yakin akan adanya negeri akhirat," [QS An Naml: 1-3]

14. Thaa siin miim

"Thaa siin miim. Ini adalah ayat-ayat Kitab (Al Quran) yang nyata (dari Allah)," [QS Al Qashash: 1-2]

15. Alif laam miim

"Alif laam miim," [QS Al 'Ankabuut: 1]

16. Alif laam miim

"Alif laam miim," [QS Ar Ruum: 1]

17. Alif laam miim

"Alif laam miim. Inilah ayat-ayat Al Quran yang mengandung hikmat, menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang berbuat kebaikan, (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka yakin akan adanya negeri akhirat. Mereka Itulah orang-orang yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhannya dan mereka Itulah orang-orang yang beruntung," [QS Luqman: 1-5]

18. Alif laam miim

"Alif laam miim. Turunnya Al-Quran yang tidak ada keraguan di dalamnya, (adalah) dari Tuhan semesta alam. Tetapi Mengapa mereka (orang kafir) mengatakan: "Dia Muhammad mengada-adakannya." Sebenarnya Al-Quran itu adalah kebenaran dari Rabbmu, agar kamu memberi peringatan kepada kaum yang belum datang kepada mereka orang yang memberi peringatan sebelum kamu; Mudah-mudahan mereka mendapat petunjuk," [QS As Sajdah: 1-3]

19. Yaa siin

"Yaa siin. Demi Al Quran yang penuh hikmah," [QS Yaasiin: 1-2]

20. Shaad

"Shaad, demi Al Quran yang mempunyai keagungan. Sebenarnya orang-orang kafir itu (berada) dalam kesombongan dan permusuhan yang sengit," [QS Shaad: 1-2]

21. Haa miim

"Haa miim. Diturunkan Kitab ini (Al Quran) dari Allah yang Maha Perkasa lagi Maha mengetahui," [QS Al Mu'min: 1-2]

22. Haa miim

"Haa miim. Diturunkan dari Tuhan yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Kitab yang dijelaskan ayat-ayatnya, yakni bacaan dalam bahasa Arab, untuk kaum yang mengetahui. Yang membawa berita gembira dan yang membawa peringatan, tetapi kebanyakan mereka berpaling, tidak mau mendengarkan," [QS Fushshilat: 1-4]

23. Haa miim

"Haa miim. 'Ain siin qaaf. Demikianlah Allah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana, mewahyukan kepada kamu dan kepada orang-orang sebelum kamu," [QS Asy Syuura: 1-3]

24. Haa miim

"Haa miim. Demi Kitab (Al Quran) yang menerangkan. Sesungguhnya kami menjadikan Al Quran dalam bahasa Arab supaya kamu memahami(nya). Dan Sesungguhnya Al Quran itu dalam Induk Al Kitab (Lauh Mahfuzh) di sisi kami, adalah benar-benar Tinggi (nilainya) dan amat banyak mengandung hikmah," [QS Az Zukhruf: 1-4]

25. Haa miim

"Haa miim. Demi Kitab (Al Quran) yang menjelaskan. Sesungguhnya kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan Sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan," [QS Ad Dukhaan: 1-3]

26. Haa miim

"Haa miim. Kitab (ini) diturunkan dari Allah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana," [QS Al Jaatsiyah: 1-2]

27. Haa miim

"Haa miim. Diturunkan Kitab Ini dari Allah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana," [QS Al Ahqaaf: 1-2]

28. Qaaf

"Qaaf. Demi Al Quran yang sangat mulia," [QS Qaaf: 1]

29. Nuun

"Nun, demi kalam dan apa yang mereka tulis," [QS Al Qalam: 1]

RAHASIA HURUF ALIF






Kisah-kisah sufi yang berusia ribuan tahun adalah kisah-kisah yang penuh kelucuan kalau kita membacanya sebagai buku Humor semata. Bagi yang akal dan hatinya membaca dengan seksama, kisah-kisah itu mengandung pelajaran yang mengasah daya olahrasa kita, kemampuan psikologis untuk menyelami struktur terdalam suatu peristiwa atau hikmah, dan juga matematika sebagai instrumen pengajaran yang menyusun bagaimana kaidah-kaidah akal pikiran manusia dibentuk.

Seorang buta huruf datang kepada suatu tempat kursus bahasa Arab. Dikatakannya kepada pengajar di tempat kursus, “saya ingin belajar membaca huruf Arab”.

Dengan ramah pengajar kursus itu menjawab, “Ooo silahkan mas duduk aja. Pelajarannya seminggu dua kali setiap jam. Tarifnya seratus ribu rupiah setiap bulan”.

Buku pelajaran pun dibagikan. Pengajar mulai menerangkan huruf-huruf dan tatabahasa Arab. Peserta kursus yang baru pun menyimak dengan serius. Setelah kursus pertama, si murid baru kemudian datang satu bulan kemudian.

Pengajar menegur,”Lho katanya mau belajar membaca dengan huruf Arab, kenapa kamu tiba-tiba menghilang.”

Si murid berkata, “Wah susah Pak, saya sulit sekali menghapal huruf-huruf dan kata-kata bahasa Arab. Sebulan ini saja saya baru hafal tiga huruf”.

Pengajar kaget, “Tiga huruf, selama satu bulan?”.

Si murid mengangguk,”iya pak”

Si pengajar menepuk jidatnya, “Wuaduh”. Dalam hati ia mengeluh , “berapa tahun ia harus menghadapi murid ini supaya 28 huruf itu bisa dihafalnya dan suatu susunan kata bahasa Arab bisa dilafazkan dengan benar?”.

Dengan jidat berkeringat dan mengkerut, si pengajar pun kemudian kembali mengajar. Selama tiga bulan, murid yang memang nampak bodoh itu hanya masuk tiga kali pertemuan, selama itu si murid hanya hapal tiga huruf saja dengan pengucapan yang itu-itu saja susunan 3 huruf yang dibolak-balik menjadi 6 susunan huruf yang tidak bermakna. Setelah 3 bulan murid yang bodoh itu tiba-tiba saja menghilang.

Dua tahun kemudian, ia datang kembali menghampiri guru kursus bahasa Arabnya. Setengah kaget si pengajar menjawab, “Lho, kemana aja kamu selama ini.”

Dengan malu-malu, si murid menjawab,” Wah saya harus menghapal huruf arab selama dua tahun Pak.”.

Si pegajar terperangah kaget, “Dua puluh delapan huruf selama dua tahun?” Ia berpikir, betapa bodohnya murid ini. Ia kemudian bertanya, “Lalu apa yang telah kamu peroleh?”

Si murid menjawab, “Waduh maaf ya pak, saya cuma hapal dan dapat menulis satu huruf saja pak. Setiap kali huruf lain saya hapal, selalu saja huruf itu yang muncul dan yang lain menghilang”.

Si pengajar semakin heran dengan kebodohan dan keanehan muridnya ini. Ia kemudian berkata,”Coba tuliskan di papan tulis huruf yang kamu hapal itu.”

Sedikit ragu dan malu, si murid pun maju ke depan mengambil kapur. Lalu dituliskannya huruf “Alif”.

Sejenak kemudian, seluruh tembok dimana papan tulis itu bersandar ambruk dengan suara bergemuruh. Pengajar kursus pun kaget setengah mati, murid-murid lainnya berlarian menolong.

From Hikmah dari Timur , tulisan Idries Shah, dengan modifikasi